04 Maret 2011

POSTINGAN 1 Pendahuluan

Ilmu sosial maksudnya ilmu tersebut mengambil kehidupan bermasyarakat sebagai objek yang dipelajarinya sedangkan ilmu budaya adalah ilmu mengenai aspek-aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai makhluk berbudaya (homohumanus).
Dalam memahami mata kuliah ilmu sosial budaya dasar (isbd) perlu adanya konsep 5 M yang mempunyai maksud : mengetahui, mengerti, memahami, menghayati, mengamalkan (aktualisasi diri). Oleh karena itu mata kuliah ini masuk dalam kelompok MBB (berkehidupan bermasyarakat (learning to live together).
Kita khususnya sebagai mahasiswa perlu mengerti tentang  konsep itu sehingga bisa menjadi manusia Indonesia yang berkependidikan dan bisa memajukan pendidikan di Indonesia yang saat ini sedang buruk.  Yang disebut mahasiswa bukan sekedar bisa kuliah SI dan lulus untuk mendapat gelar sarjana tetapi seorang mahasiswa harus benar-benar menjadi sarjana yang bisa diharapkan dan memiliki 3 jenis kemampuan  diantaranya :
1.    Kepribadian personal
Seorang sarjana sudah memiliki pengetahuan sehingga harus mampu menunjukan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia yang berkependidikan tinggi

2.    Kepribadian akademik
Kemampuan seorang sarjana harus mampu mengkomunikasikan kepada masyarakat biasa baik itu secara lisan ataupun tulisan  sehingga cara berfikir pun haruslah logis, kritis, sistematik analitik.

3.    Kemampuan professional
Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
Mahasiswa Indonesia perlu mencerminkan kepribadian Indonesia karena mahasiswa mempunyai bekal ilmu pengetahuan yang tinggi dibanding masyarakat yang hanya mampu mencapai tingkat pendidikan maksimal SMA atau bahkan masyarakat yang tidak pernah sama sekali bersekolah. Yang dimaksud kepribadian Indonesia diantaranya sadar akan hak, kewajiban dan tanggung jawab etis moral dan politis terhadap kepentingan bangsa dan Negara. Dengan sadar mentaati hukum dan UUD’45, memiliki disiplin pribadi serta disiplin sosial dan kesadaran nasional yang teguh dan tidak sempit. Berpandangan jauh ke depan, memiliki tekad perjuangan untuk mencapai taraf kehidupan bangsa yang lebih tinggi. Aktif dan kreatif dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Mampu menilai ulang gagasan asing dan nilai-nilai asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Semoga kita diantaranya mempunyai kepribadian seperti itu.
Kita harus mengerti bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada yang disebut stratifikasi sosial (lapisan masyarakat) sehingga kita sebagai mahasiswa harus bisa menempatkan posisi yang layak disebut mahasiswa. Dalam lapisan masyarakat ada istilah lower class yang artinya masyarakat yang tidak mengerti ilmu karena mereka tidak pernah tahu rasanya bersekolah, masyarakat seperti ini hanya percaya keadaan yang sebenarnya terjadi dan hanya bisa mengikuti arah walaupun arah itu salah. Yang kedua istilah middle class artinya masyarakat yang tahu ilmu tetapi mereka hanya ingin hidup instan, mereka bisanya hanya diam di tempat tanpa mau melakukan usaha. Yang selanjutnya Upper class, orang-orang yang berkuasa karena mereka bisa menguasai ilmu dan mengerti ilmu sehingga bisa menghasilkan uang. Hanya saja namanya manusia yang serakah. Bisa jadi masyarakat seperti ini bisa bertindak semena-mena.
Sebagai mahasiswa posisi kita sudah ada di upper class, orang yang tidak besekolah memandang kita tinggi. Dan itu harus kita pertanggungjawabkan. Sebagai contoh kita mengerti bahwa berdemo dengan keras dan menyebabkan pertengkaran itu salah, tetapi kenapa mahasiswa bisa melakukan hal seperti itu ? bukankah kita seorang mahasiswa yang berada di upper class !!
Inilah potret remaja Indonesia saat ini. Banyak sekali mahasiswa dan pelajar tapi kelakuannya tidak mencerminkan masyarakat upper class. Sebabnya adalah kondisi pendidikan di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh politisasi pendidikan contohnya kepala sekolah memutasi siswa yang tidak lulus karena takut jabatannya turun dan orang tua siswa pun memberi uang banyak supaya anaknya bisa lulus walaupun ilmunya tidak dimengerti. Politik seperti ini sudah banyak dilakukan di kependidikan sehingga wajarlah sekarang banyak sarjana tetapi mereka sebenarnya tidak mengerti apa-apa. Yang kedua masalah sekularisasi pendidikan yang tidak menjadi materi penting dalam pendidikan. Sehingga banyak orang zaman sekarang yang tidak bisa ngaji padahal sudah menginjak SMP. Agama adalah pondasi utama untuk memperbaiki sikap dan sifat manusia sehingga perlulah materi agama diperpanjang dalam proses pendidikan. Yang terakhir over spesialisasi yaitu berlebihan dalam mengistimewakan salah satu pendidikan. Sehingga pendidikan hanya ajang pergaulan tanpa memahami esensi keilmuan.
Keadaan pendidikan seperti diatas mengakibatkan arah pendidikan sekarang kurang jelas maksudnya tidak ada tujuan untuk menjadi manusia unggul (cerdas) secara intelektual. Pendidikan sebagai barang mahal karena banyak masyarakat Indonesia yang tidak pernah bersekolah karena ekonomi yang tidak mampu, tetapi sekarang biaya pendidikan digratiskan hanya saja tetap pelosok daerah tidak bisa menikmati suasana sekolah yang menyenangkan. Entah apa maksud dari pemerintah. Bukannya sudah digratiskan tetapi kenapa prasarana dan sarana masih ada yang tidak memenuhi layak, Inilah yang disebut pendidikan tidak merata di Indonesia karena di pelosok-pelosok desa masih ada yang belajar di kandang.
Kondisi masyarakat Indonesia saat ini pun banyak menunjukan sikap yang tidak mencerminkan kepribadian Indonesia yang mana masyarakat sekarang egois (memikirkan diri sendiri tanpa melihat keadaan orang lain yang kesusahan), individualis (hidupnya sendiri tanpa mau menggantungkan orang lain dan membantu orang lain), materialistic (kehidupan dipandang sebagai ajang memiliki banyak uang sehingga menghalalkan segala cara demi mendapatkan kekuasaan uang), sekuler (meninggalkan agama sehingga hatinya dipenuhi rasa tercela), hedonis, krisis akhlak (akhlak sudah tidak ada harganya), agama sebagai symbol (wanita islam yang berjilbab hanya karena menutupi keburukannya bukan karena niat ikhlasnya). Keadaan seperti itu disebabkan karena adanya modernisasi yang tidak disaring. Budaya timur yang kental akan persaudaraan terkontaminasi dengan budaya kebaratan yang hidupnya individual. Kemudian globalisasi yang tidak difilter, Memang perlu adanya globalisasi karena bangsa Indonesia ingin maju, tetapi tetap saja adat istiadat bangsa Indonesia tidak perlu ditinggalkan. Kita perlu tahu kepribadian Indonesia menjunjung budaya PANCASILA, artinya meskipun kita bangsa bebas aktif tetapi kita harus mampu menilai ulang gagasan asing dan nilai - nilai asing yang tidak sesuai dengan kepribadian Indonesia. Dan tetap yang utama sekularisasi (meninggalkan agama). Inilah hal yang selalu menjadi dasar dalam segala aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial, budaya, dll.
Dapat dijelaskan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat selalu universal antara modernisasi, teknologi, dan globalisasi (global impact). Ketiga unsur itu tidak bisa kita hindari tetapi harus bisa kita ikuti, hanya saja perlu adanya proteksi  seperti landasan rohani, landasan filsafat, landasan histori sehingga mampu mencerminkan kepribadian Indonesia yang sesungguhnya tanpa menjadi Negara yang terbelakang.
Bangsa Indonesia mempunyai harapan menjadi masyarakat madani dan itu dicetuskan dalam visi Indonesia 2020 yaitu mencanangkan masyarakat yang :
a.    Religius beragama sehingga sifat dan sikap sejalan dengan akal nurani yang bersih
b.   Demokrasi dalam bermusyawarah selalu mencapai mufakat tanpa adanya debat, karena debat bukanlah falsafah Pancasila
c.   Kepastian hukum hukum tidak diperjual belikan lagi, sehingga terciptalah masyarakat yang adil dan makmur secara merata.
d.   Egalitarian
e.    Penghargaan terhadap “human dignity”
f.    Kemajuan budaya bangsa dalam satu kesatuan.
Inilah pembuka saya dalam mata kuliah ilmu sosial budaya dasar. Sebagai kesimpulan akhir saya memahami bahwa dalam kehidupan bermasyarakat pasti ada stratifikasi sosial, tetapi walaupun begitu menurut saya, kita sebagai seorang manusia yang sudah diberi kesempatan menjadi mahasiswa tidak boleh sombong dalam membangga-banggakan pendidikan kita yang tinggi. Kita justru harus menjadi manusia yang homohumanus artinya manusiawi (sikap yang menghargai manusia sebagai makhluk yang memiliki martabat yang tinggi dengan segala hak-haknya) manusia yang berbudaya (perilakunya dituntun oleh akal budi sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya dan lingkungannya serta tidak bertentangan dengan kehidupan sosial), manusia yang halus ( kehalusan- bertingkah laku perbuatan lemah lembut, sopan santun, budi bahasa dan beradab). Moga dengan menjadi manusia seperti itu bangsa Indonesia bisa menjadi bumi khatulistiwa yang sesungguhnya dan menjadi bangsa yang tidak tertindas lagi.  Semoga kita bisa menjadi diantaranya. Aminnnn.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat khususnya untuk saya sendiri dan umumnya orang lain yang membaca blog ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar